Sudah menjadi tradisi bagi sebagian orang di seluruh dunia, memanfaatkan hari Minggu dengan berolahraga atau sekadar mengisi ulang tubuh dengan energi melalui jalan atau lari pagi. Kebiasaan ini seolah sudah menjadi gaya hidup bagi orang-orang tertentu. Tidak terkecuali bagi masyarakat Baubau.
Di kota ini, salah satu tempat yang banyak dikunjungi orang untuk melakukan aktivitas sehat pagi itu adalah Kotamara. Mendengar namanya, orang asing mungkin akan berpikir bahwa kawasan ini adalah kawasan kota baru, atau perumahan elite yang dilengkapi dengan fasilitas bisnis layaknya Citraland, Lippo Karawaci, BSD City, atau yang serupa dengan tempat-tempat mewah itu.
Faktanya, kotamara adalah sebuah kawasan hijau di pesisir utara kota Baubau, yang dibangun pemerintah daerah setempat sebagai ruang publik, yang berfungsi sebagai penunjang masyarakat seperti permukiman, olahraga, wisata dan lain sebagainya.
Baca juga: Eiger Versus Swallow: Sandal Kece Versus Sandal Sejuta Umat
***
Pagi minggu ini, sama seperti orang-orang lainnya, saya pun berjalan-jalan ke Kotamara. Tapi bukan untuk tujuan berolahraga, saya hanya ingin mencari bubur kacang ijo untuk sarapan yang memang banyak dijajakan di sana. Ketika hendak memasuki kawasan tersebut, saya tersentak kaget dengan banner Car Free Day (CFD) yang menjadi palang jalan lengkap dengan beberapa polisi lalu lintas yang berdiri menjaga banner tersebut. “Sejak kapan dipalang-palang begini ini jalan?” gumam saya.
Saya sempat bertanya kepada beberapa Polantas yang berjaga. Menurut tutur mereka, CFD sudah ada bahkan sebelum corona menyerang kota ini. Whaaatt? Sudah berapa puluh akhir pekan saya tidak keluar? Sampai saya tidak tahu tentang kegiatan ini. Maklum mi saya bukan orang yang suka olahraga, apalagi tebar pesona. Bahkan saya lupa kapan terakhir kali saya lari pagi di tempat ini.
Karena hal ini saya baru tahu, saya menyempatkan diri untuk melihat aktivitas yang dilakukan orang-orang di kawasan yang telah dilindungi itu. Ternyata, sesuai dengan dugaan saya, karena adanya penjagaan itu, masyarakat jadi semakin ramai memadati kawasan yang memiliki kolam segitiga tersebut. Mulai dari orang yang lari pagi, jalan pagi, senam pagi, jualan pagi, mancing pagi, bahkan pacaran pagi ada di sana. Komplit. Pokoknya semua aktivitas pagi bisa kita jumpai.
Menurut hemat saya, jika Anda ingin melihat atau meneliti tipe-tipe orang Baubau, sudah ini mi tempatnya. Tidak usah capek-capek berkeliling kota pemilik benteng terluas di dunia itu, untuk melakukan survey ke orang-orang di berbagai tempat. Cukup ke sini saja. Ko dapat semua mi data di sini. Serius!
Saya sendiri setelah melihat orang-orang yang lari pagi di sini, langsung bisa mengetahui sedikit tipe-tipe orang Baubau. Ternyata orang di kota ini, dapat diketahui karakternya hanya dari gaya larinya saja. Tidak percaya? Berikut analisis saya tentang tipe-tipe orang Baubau, ditelaah dari gaya larinya.
1. Tipe lari atlet atau olahragawan
Mudah sekali untuk mengidentifikasi tipe seperti ini. Bahkan jika dilihat dari jauh, bisa langsung ketahuan. Orang-orang seperti ini berlari dengan penuh semangat dengan tempo yang sedang hingga cepat. Mereka bisa mengelilingi kolam segitiga yang memiliki panjang lintasan kurang lebih 1 km itu hingga sepuluh atau lebih putaran. (Rekor saya saja hanya 6 putaran, itu juga sudah mau muntah kuning). Pakaian dan tubuh mereka pasti berlumuran keringat. Jika diperas itu keringat mungkin bisa dimandikan juga airnya.
2. Tipe lari Weekend Warriors
Istilah weekend warriors adalah istilah yang disematkan bagi mereka yang hanya berolahraga pada akhir pekan saja dan cenderung tidak beraktivitas di hari biasa. Tipe seperti ini, sebenarnya mirip dengan tipe yang pertama, hanya saja kemampuan fisik mereka tidak sama dengan tipe yang pertama. Paling banter hanya empat atau lima putaran, sudah KO. Sudah mau pingsan di tengah jalan.
3. Tipe lari menjaga kesehatan
Tipe ini biasa dilakukan oleh orang-orang yang berusia di atas 40 tahun atau usia lanjut. Mereka hanya berlari-lari kecil kemudian berjalan, lari sedikit kemudian jalan lagi. Satu putaran isitirahat sejenak, kemudian lanjut lagi ke putaran selanjutnya. Namanya juga orang tua kaasii jadi tidak bisa dipaksa untuk lebih dari itu. Tujuan mereka lari juga hanya untuk menjaga kesehatan atau stamina untuk hari ini. Tidak tahu kalau besok. Semoga kuat terus, Bapak! Ganbatte! Jaga gula darah ta.
4. Tipe lari dari Tanggung jawab
Mungkin ada yang tidak setuju dengan penamaan ini. Tapi faktanya memang ada tipe seperti itu. Tipe ini hanya berlari ketika pertama tiba di kotamara. Sisanya lebih banyak nongkrong. Tipe ini juga bisa dilihat dari penampilannya. Biasanya belum cuci muka, dengan pakaian seadanya, acap kita temukan permata mungil hijau bertengger di matanya. Rata-rata tipe ini adalah mereka yang berusia remaja, karena melarikan tugas membersihkan rumah, atau hanya sekadar menghindar dari tugas membuang sampah atau cuci pakaian kotor.
5. Tipe lari-lari 'modus'
Tipe ini adalah tipe yang paling banyak saya jumpai. Bahkan hampir sebagian orang yang lari pagi di Kotamara adalah tipe seperti ini. Mereka bisa berlari seperti tipe pertama, kedua, ketiga, atau keempat. Random. Tergantung kebutuhan modusnya. Gaya lari mereka juga sangat berbeda dengan tipe-tipe yang di atas. Terkesan keren, cool, dan sedikit menggelikan.
Ada juga yang lari cantik, dengan sedikit mengibaskan rambut ke kiri dan ke kanan. Jika mereka berkelompok, yang terjadi sudah pasti kebanyakan ngobrol daripada lari. Obrolannya juga pasti tentang cowok atau cewek yang telah mereka pantau ketika sampai di sana atau tentang si Doi. "Ih...arah jam 9, itu cowok ngeri bodynya e. Cico le!"
Tipe ini juga sangat mudah diidentifikasi dari style berpakaian mereka. Baju dan celana bermerk, sepatu keluaran terbaru, dan tidak lepas dari headset dan gadget. Bahkan tidak sedikit dilengkapi dengan aksesoris olahraga ala-ala atlet profesional. Padahal, pfft. Kita mi yang simpulkan.
Untuk para cewek, tidak sedikit yang memakai make up tipis-tipis. Kelompok tipe ini juga bisa jadi datang paling awal tapi pulang paling akhir, karena setelah lari pagi yang hanya setengah putaran, setelah itu lebih banyak koja, nongkrong atau cuci mata. Ayo ngaku siapa?
Itulah tipe-tipe orang Baubau yang lari pagi di Kotamara jika dilihat berdasarkan gaya larinya yang saya amati pagi minggu ini (31/1). Sebenarnya masih ada tipe-tipe lainnya, tapi sengaja tidak saya tulis di sini. Karena saya termasuk tipe yang lain itu. Hehehe!
Kira-kira kamu tipe nomor berapa?
Penulis : Ade Nyong
Tulisan nya lucu namun benar😄, sepanjang apapun tulisannya bacanya tidak bosan.. so funny👍👍👍
BalasHapusBegitu dii
BalasHapusAda kata "Ganbatte". Sesekali tulis "kimochi" ka
BalasHapusbaca sambil senyum2 sebdiri.., tulusan santai tapi mampu mengambarkan sedetail mungkin..,
BalasHapusTulisan yg sangat bagus... Di tunggu tipe-tipe yg lainnya 😅
BalasHapusMewakili komunitas Pelari se-Kepulauan Buton, saya mengucapkan terimakasih atas cerita humornya. Hehehe
BalasHapusRalat : kolam segitiga tidak sampai 1 km.
BalasHapusterima kasih ralatnya, yang dimaksudkan dalam tulisan tersebut adalah panjang lintasan yang mengelilingi kolam tersebut. Data tersebut diambil dari baubau running tracks yang dibuat oleh baubau runners.
HapusGagal fokus sama Motor mio hijau , karna tidak asing setelah saya amati ternyata itu motor dirumah ku😂😂😂
BalasHapus