Banyak orang yang berlomba untuk menangkap ikan-ikan tersebut. Mulai dari nelayan, mancing maniak, tukang ojek, tukang becak, tukang gerobak, ina-ina, ataupun emak-emak yang lampu sen kiri ternyata belok kanan. Semuanya baku logo (baca: berebut) untuk menangkap ikan yang seolah sedang menari di antara karang muara yang tajam. Apalagi di tengah harga ikan yang mahal, sudah pasti rezeki nomplok ini. Bahkan sudah banyak dari mereka yang jual dengan harga 5.000 rupiah satu kantung. Ngeri insting bisnisnya.
Tapi kurang afdhol rasanya jika fenomena langka ini tidak dibumbui dengan munculnya para ahli nujum dadakan yang mengeluarkan ramalan-ramalan maut nan mematikan rasional. Tau mi too?
Kerumunan warga yang sedang menonton adegan pesta panen ikan lompa itu tiba tiba terfokus dengan seorang pria asing yang memakai sweater hitam lengkap dengan kupluk dan wajah yang setengah tertutup tiba-tiba berujar, “hmm, hari kiamat sudah dekat mi, siap-siap mi kita semua”.
Dari arah pukul 10 tepat di atas tanggul, mak-mak memakai gamis bermotif kembang memotong, “Tidak, pasti akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat ini”. [suasana hening]
Seorang misterius yang sedari tadi mendengar omongan omong kosong itu tiba-tiba berkata dengan senyum sinis, “Ini pertanda, bahwa semua penyakit yang ada sekarang termasuk corona akan hilang dengan ikan-ikan ini”. Hm hm hm [masih dengan senyum dan tawa kecil yang sinis].
Hebat sekali negeri ini, bahkan tanpa vaksin sekalipun, corona bisa hilang. Seandainya hal ini benar, tentu saja asumsi yang tidak akurat ini pasti bisa menjadi kabar yang menggembirakan bagi kita di tengah pro-kontra vaksinasi yang meresahkan masyarakat. Harus ada yang mencoba untuk uji klinis obat ampuh yang tiba-tiba muncul bagaikan ilham ini. Pfft.
Sebenarnya, jika kita ingin sedikit mencari tahu. Peristiwa semacam ini sudah banyak terjadi di berbagai tempat di Indonesia bahkan penjuru dunia. Sebut saja yang terjadi baru-baru ini di Cilacap dan NTT. Ada juga yang dari luar negeri di bagian pesisir India selatan, dan masih banyak lagi. Fenomena seperti ini juga banyak yang mengaitkan dengan akan adanya gempa bumi besar, seperti yang terjadi di aceh dan puket Thailand, sebelum terjadinya gempa dan Tsunami di tahun 2004. Namun, tidak ada satupun dari ahli geologi yang membenarkan hal tersebut.
Dilansir dari laman kompas tentang fenomena serupa yang terjadi di Teluk Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT. Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa, Cendana Kupang, Jotham Ninef mengatakan fenomena alam ini bisa terjadi karena perubahan suhu air. Suhu air yang berubah karena adanya arus dingin yang masuk di tempat terjadinya fenomena tersebut membuat ikan ‘syok’ dan naik ke pesisir untuk mencari suhu yang lebih hangat. Peristiwa ini tidak berlangsung lama. Karena ketika kondisi air mulai normal, ikan-ikan itu akan kembali dengan sendirinya.
Sedangkan menurut Muklis Kamil, staf pengajar di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan IPB yang di kutip dari laman liputan6 mengatakan bahwa fenomena ini bisa terjadi biasanya karena ikan mengalami kekurangan oksigen, yang mana disebutkan pencemaran air laut bisa menjadi sebabnya.
Makanya, kamorang jangan terlalu buang sampah sembarangan. Eh!
Jadi bosku, tidak usah mengutarakan yang aneh-aneh jika melihat sesuatu yang belum terjadi disekitar kita. Akan lebih bijak jika kita mencari tahu dulu kebenarannya. Apalagi sumber informasi sekarang so dekat. Tinggal pencet-pencet pada gawai, muncul semua informasi yang dibutuhkan. Gampang mi too..
Masih ada yang mau vaksinasi dengan ikan Lompa? Sapa tau betul. Hehehe.
Penulis : Ade Nyong
(Ketgam: Foto masyarakat yang berlomba-lomba mengambil ikan. Foto: Facebook La Ode Arlan)
Ternyata ikan ngk bisah kenah air dingin yaa maksih infonya para penelitih buat para warga jgn berfikir yg ngk ngk yaa 😂😂😂😀😀😀🤫🤫
BalasHapus