Pelantikan Presiden Amerika serikat yang dikenal dengan sebutan 'Inaguration Day of America' masih hangat diperbincangkan di jagad medsos. Perbincangan tentang tampilnya Lady Gaga yang membawakan lagu kebangsaan 'The Star-Spangler Banner' dengan menawan, banyak disorot oleh warganet Indonesia. Dari segi vokal, ya tak bisa diragukan lagi suara doski ini. Tapi, saya membayangkan jika lagu 'Indonesia Raya' dinyanyikan laiknya gaya Lady Gaga di sebuah acara seremonial kenegaraan, mungkin sedikit lain-lain dirasa deh. Ko taumi dan biasa vocal grup haee....Hmmm, mungkin kalau dicoba pasti seru.
Btw anyway busway, dalam Inagurasi tersebut, Pak Joe Bidden dilantik sebagai Presiden ke 46 AS bersama Bunda Kamala Harris sebagai Wapres. Acara tersebut berlangsung tak semeriah acara-acara pelantikan sebelumnya. Karena memang dilakukan pembatasan hadirin dan hadiratnya karena faktor pandemi.
Lantas, Ada beberapa fakta sejarah lahir di perbukuan sejarah Amerika Serikat. Di antaranya: Pak Joe Bidden ini berusia 78 tahun (lebih tua setahun dibanding bapak wapres Indonesia). Di usia ini, Pak Bidden mengukuhkan diri sebagai presiden terpilih yang paling 'mancu' (sepuh) di antara presiden-presiden lainnya yang pernah memimpin negara adi daya. Sedangkan, Bunda Kamala menciptakan sejarah lain, yaitu beliau adalah Wapres perempuan pertama sepanjang sejarah berdirinya Amerika. Wah Wah Hebaaaat!
Sedangkan beberapa sejarah lainnya juga ikut tercatat dalam momentum Inagurasi itu. Pertama, tak hadirnya sang presiden sebelumnya (Pak Donald Trump). Absennya suami si cantik Melania itu tercatat kali perdana dalam sejarah Inagurasi Amerika. Karena biasanya, presiden yang diganti selalu menghadiri pelantikan presiden pengganti.
Alasannya, hanya dia dan Tuhan tahu. Sosok Pak Trump memang agak rebel plus anti mainstream sih. Jadi insiden-insiden seperti ini tak perlu ditakjubi. Hihihi
Sejarah yang terukir selanjutnya adalah pembacaan puisi dari Amanda Gorman. Ia adalah pemenang penyair muda nasional pertama di Amerika pada tahun 2017. Pesona kata-kata Amanda mampu menggores haru dalam histori Inagurasi Amerika. Ya, jadi dalam susunan acara itu memang ada sub acara 'Poet Laureate', pembacaan puisi. Jadi, tak seperti yang kerap dilaksanakan di acara kenegaraan +62, karena mendengarkan puisi di acara kenegaraan bukan budaya kita. Budaya kita adalah mendengarkan pidato kenegaraan dan kadang sampai tertidur karena ngantuk.
Amanda yang berusia 22 tahun itu, membaca puisi hasil ciptaannya bertajuk The Hill We Climb. Terilhami dari kerusuhan viral di Capitol AS beberapa waktu lalu. Lewat karya sastra, ia lantang bersuara bahwa peristiwa tersebut adalah momen terkelam dalam sejarah demokrasi AS.
"Saya benar-benar ingin menggunakan kata-kata saya untuk menjadi titik persatuan, kolaborasi, dan kebersamaan," ungkapnya saat diwawancarai oleh BBC selepas tampil di acara pelantikan presiden.
Nah, ada bait puisi Amanda yang membuat saya terenyuh.
We the successors of a country and a time Where a skinny Black girl descended from slaves and raised by a single mother can dream of becoming president only to find herself reciting for one.
Artinya kurang lebih : Kita, penerus suatu negara dan zaman, di mana seorang gadis kulit hitam kurus keturunan budak dan dibesarkan seorang ibu tunggal dapat bermimpi jadi presiden hanya untuk mendapati dirinya membaca (puisi) untuk presiden.
Bait ini seperti ingin menciptakan kembali seberkas cahaya terang yang sempat redup di perjalanan hidup demokrasi negara super power itu. Naiknya Bunda Kamala sebagai 02 bukan hanya menjadi sejarah untuk Amerika, tapi juga pelecut bagi Amanda yang merasa inferior karena warna kulit, untuk terus belajar menyelesaikan gelar sarjana Sosiologinya di Harvard University. Dan tentunya, ia terus berusaha menggapai mimpi sekaligus mencipta sejarah baru ke depan sebagai presiden perempuan pertama di negaranya.
Ayo kita aminkan bersama-sama.
Penulis : Om Ven
Sumber gambar: Detik.net.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar