Apalagi sejak kemunculan aplikasi tik-tok sekarang ini. Seolah semua unggahan yang trending di aplikasi tersebut akan menjadi viral dan berkembang menjadi sebuah tren yang digandrungi banyak orang.
Kalau dipikir-pikir tren-tren ini memang lebih banyak tidak ada faedahnya dibandingkan manfaat yang diberikan. Walau demikian, banyak sekali orang-orang yang mencoba untuk mengikuti tren-tren ini. Bahkan ada beberapa tren yang menyebabkan kematian.
Sebut saja tren Skul Breaker Challenge. Tren ini baru viral di awal tahun 2020 kemarin. Tren challenge ini sangat berbahaya karena akan membuat seseorang dari 3 orang yang mengikuti challenge tersebut akan terjatuh karena kakinya dijegal. Tidak sedikit dari korban-korban yang mengikuti challenge ini bahkan jatuh dengan kepala terpelanting di lantai. Dan ini sangat, sangat, dan sangat berbahaya, Bosku.
Hanya saja, mengikuti sebuah tren yang sedang viral di masyarakat tentu tidak ada salahnya. Mungkin kamu salah satu yang pernah mengikuti tren tersebut. Walau hanya sebatas mengikuti tren kata-kata, seperti an*ay, ada sayang ada, ampun bang jago, dan lain sebagainya. Namun, jika ingin mengikuti tren itu, lihat juga di mana kamu bisa melakukan tren tersebut. Jangan sampai orang-orang merasa risih dengan gaya sok asik yang kamu lakukan.
Lihat saja aksi para kabua-bua (baca: gadis remaja) yang sempat viral dua hari terakhir ini. Gara-gara mengikuti yang katanya tren. Alhasil, hampir seluruh netizen dijagat maya menghujat dan mencemooh mereka. Tren yang mereka ikuti adalah tren tidak memakai bra (BH).
Dari unggahan salah satu akun Facebook, terlihat sekelompok gadis berjilbab hitam dengan memakai dress code berwarna hijau dengan pelengkap outfit batik dan kacamata ini. Sekilas tampak biasa saja. Tapi dari caption yang diberikan dalam foto tersebut, dikatakan bahwa gadis-gadis tersebut mengikuti tren ga pakai BH. Woowww.
Sontak saja postingan itu dibanjiri cemoohan dari para netizen bar-bar di Indonesia. Bahkan postingan tersebut sudah mencapai 5.000 kali dibagikan. Entah karena penasaran, atau karena hal-hal seperti ini seolah menjadi sebuah content pemersatu bangsa bagi sebagian netizen.
Unggahan tersebut semakin viral ketika salah satu kreator di aplikasi sejuta goyangan tik-tok, melakukan re-upload dan menambahkan komentar-komentar nyinyir yang makin menambah kegaduhan dunia maya.
Dari komentar-komentar yang tersemat, ternyata ada beberapa yang coba mengomentari positif. Yaitu dengan mengatakan bahwa sejatinya tren ini positif hanya dijelekkan oleh beberapa oknum. Masa sih?
Untuk mengobati rasa penasaran, saya mencoba sedikit mencari tahu tentang tren ini. Setelah berselancar ke sana kemari melalui Om Gugel, akhirnya saya menemukan bahwa memang tren ini tidak ada faedahnya. Walau sebenarnya ada beberapa artikel yang membahas mengenai manfaat tidak memakai bra, tapi itu bukan dilakukan untuk menjadi tren, tapi dengan niatan untuk menjaga kesehatan. Itu juga hanya dilakukan pada saat tidur saja.
Kekhawatiran saya, tren ini menjalar hingga di kota kita. Bukan malah dibanggain, dilecehkan sih iya. Masih pakai bra aja, banyak sekali yang menjadi korban pelecehan seksual apalagi tidak pakai. Kelihatan tomarika (menjengkelkan) gimana gitu. Orang tua mesti waspada. Jangan sampai anak-anak kita tergoda (dengan iming-iming viral) melakukan hal-hal yang di luar nalar dan etika, bahkan bertentangan dengan tuntunan agama.
Ohh iya, kalau saya pribadi memang dari dulu tidak suka memakai bra. Bukan karena mengikuti tren atau menciptakan tren baru. Tapi karena saya seorang ‘laki-laki. Hahaha.
Penulis : Ade Nyong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar