Asal Usul Huruf 'Z' dalam Sms atau Chat Orang Baubau


Sejak kemunculan gadget melalui layanan pesan singkat yang mengharuskan seseorang untuk berkomunikasi melalui tulisan secara cepat dan ringkas, kita seolah digiring untuk menggunakan gaya bahasa baru yang unik sekaligus menggelikan. 

Bahasa ini terbentuk dari cara penulisan (ortografi) yang terkesan tidak teratur, tahambur. Tidak seperti penggunaan ejaan yang semestinya. Seperti penggabungan huruf dan angka, istilah-istilah, atau akronim (baca: singkatan) dari sebuah kata atau kalimat yang kebetulan belakangan ini sedang digandrungi oleh kalangan netizen. Beberapa kata bahkan harus disingkat seminim mungkin. Yang tidak jarang membuat bingung pembaca atau penerima pesan tersebut. Termasuk saya.


Apalagi di zaman sekarang ini, di mana aplikasi chat tumbuh berjamur dengan penawaran fitur yang menggoda pemakainya agar lebih kekinian. Sebut saja Whatsapp, Line, Facebook Messenger, telegram, dan yang terbaru adalah signal. Makin membuat bahasa unik ini semakin menjadi-jadi. Bahkan sampai ke level mengundang emosi tingkat dewa untuk memahaminya. Kzl.


Saya pun ketika menerima pesan-pesan dengan kata-kata itu kadang sampai mau banting HP. Untungnya, saya pakai HP Vivo V5 yang tahan banting, jadi masih mulus, masih ada dos dan charger ori, bonus headset. Open COD. Minat chat.


Penggunaan bahasa sms atau chat yang masif ini juga telah menarik perhatian para ahli linguistik yang pada awalnya menganggap bahwa bahasa-bahasa ini merusak tatanan bahasa yang baku. Tapi pada akhirnya, bahasa ini dapat diterima dan menjadi salah satu objek kajian khusus yang seringkali muncul pada karya-karya tulis ilmiah tentang bahasa di seluruh dunia.


Menurut kajian sosiolingustik,  gaya bahasa khas dalam layanan pesan singkat atau aplikasi chat ini merupakan salah satu variasi bahasa yang tergolong dalam variasi sosial. Disebut dengan istilah Sosiolek. Sosiolek sendiri berarti ragam bahasa khusus yang digunakkan oleh kelompok tertentu. Dalam hal ini adalah kelompok anak muda dan remaja. Walau sebenarnya mancuana mania juga sudah banyak yang menggunakan gaya bahasa ini. 


Hebatnya, kata-kata dalam bahasa gaoel yang digunakan dalam bahasa chat ini, ada yang lolos dalam penyaringan bahasa dan dimasukkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata-kata ini dianggap layak masuk dalam KBBI karena memenuhi beberapa syarat. Yakni karena sering dipakai banyak orang, layak didengar, tidak menimbulkan konotasi negatif, dan yang paling penting karena kata ini belum pernah diwakili dalam bahasa Indonesia yang ada sebelumnya. Contohnya seperti kepo, alay, agan, cihui, dan lain-lain. Hebat toh?


Berkaitan dengan hal itu, ada beberapa kosakata dalam bahasa sms atau chat, yang dipakai oleh pengguna gadget di kota Baubau dan sekitarnya, yang sampai sekarang saya tidak pahami asal usulnya. Mengapa kata-kata tersebut bisa disimbolkan dengan huruf-huruf tertentu yang tidak ada hubungannya dengan kata yang dimaksudkan?


Simbol yang saya tidak pahami itu adalah penggunaan huruf ‘z’ untuk mengganti kata ‘saya’. Walau secara jelas saya mengetahui maksud atau arti dari penggunaan huruf itu, tapi saya tidak mengerti di mana korelasi antara huruf ‘z’ dengan kata ‘saya’. Kenapa tidak memakai huruf ‘s’ saja? Setidaknya huruf ‘s’ lebih mewakili kata ‘saya’. 


Sejak kemunculan pemakaian huruf itu, saya mencoba mencari tahu sampai pada ahli bahasa yang saya kenal. Hasilnya nihil. Saya tidak menemukan jawaban yang mencerahkan. Entah karena otak saya yang tidak mampu mencerna, atau memang kosakata bahasa Indonesia saya yang kurang? z bingung z.


Belakangan, dengan ilmu cocoklogi yang saya miliki, saya menemukan titik terang. Ternyata asal usul penggunaan huruf ‘z’ dipakai sebagai pengganti kata ‘saya’ merupakan metamorfosis yang panjang dari huruf ‘s’. Yang telah mengalami distorsi ekstrem dan nasalisasi random, hingga menyebabkan colloqial yang dibagi jumlah prokem dari usul kata aslinya tidak menghasilkan simbol yang sebenarnya. Paham ka tidak? 


Jelasnya, huruf ‘z’ adalah pengganti dari huruf ‘s’. Yang seperti saya bilang di atas, bahwa huruf ‘s’ lebih mewakili kata ‘saya’. Tetapi dalam perkembangan dunia ke-absurd-an gaya bahasa sms atau chat, banyak sekali kata-kata yang terdapat unsur huruf ‘s’ diganti dengan huruf ‘z’. Misalnya, ‘kesel’ menjadi ‘kzl’, kemudian ada kata ‘habis’ diganti menjadi ‘habiz’ atau ‘hbz’, ‘sekolah’ menjadi ‘skul’ berubah lagi menjadi ‘zkul’, ‘goes’ menjadi ‘goez’ dan masih banyak lagi. 


Penggunaan kata-kata yang telah mengalami pergantian huruf ‘s’ di setiap kata dalam bahasa sms atau chat itu, turut mempengaruhi penggunaan kata lainnya. Salah satu korbannya adalah kata ‘saya’ yang berkembang menjadi huru ‘z’ saja. Kira-kira seperti itu. Sudah cocok mi? Hehehe.


Ada juga penggunaan huruf ‘x’ yang pada umumnya dipakai sebagai pengganti dari akhiran ‘nya’. Dalam perkembangan selanjutnya, saya temukan juga dipakai pada awalan dan juga pertengahan kata. Contohnya, ‘nyaman’ menjadi ‘xman’, ‘banyak’ menjadi ‘bxk’ dan lainx. 


Tapi berbeda dengan simbol huruf ‘z’, pemakaian huruf ‘x’ sebagai pengganti imbuhan ‘nya’ sudah lebih me-nasional. Karena dipakai hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan hal ini pernah diangkat dalam tulisan oleh salah seorang kolumnis mojok.co, Seto Wicaksono. 


Dalam tulisannya, dia mengatakan alasan simbol ‘x’ pada bahasa chat yang dipahami sebagai imbuhan ‘nya’, karena tidak lepas kaitannya dengan sesuatu yang masih misteri, juga ‘x’ yang diulang sebanyak dua kali dalam penulisan ‘xoxo’, atau ‘x’ sebagai konspirasi elite global. Intinya, ‘x’ itu sesuatu banget. Walau sebenarnya korelasinya makin ngelantur. Hahaha.  


Lain halnya dengan pengguna twitter dengan akun @AnakPetir. Dia mencoba untuk menjabarkan secara ilmiah dengan rumus matematika, bahwa x = nya adalah hasil dari nilai ‘x’ pada soal (x2-n2-y2a+3)/9 = 1/3. (selengkapnya lihat pada gambar). Walau sebenarnya terkesan cocoklogi juga, tapi saya bilang ini jenius yang terselubung. Karena saya agak oon dalam matematika. 



Kira-kira itu saja yang bisa saya informasikan dalam tulisan kali ini, untuk menjawab pertanyaan dari bahasa-bahasa meresahkan di masyarakat yang selama ini masih menjadi misteri dan tidak terpecahkan. Semoga semua makin bingung dan putus asa dalam mencari jawabannya. Biar ada temanku dunkz. Ok mi?

Penulis : Ade Nyong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages